Wujud buku: mass paperback
Dibeli di Periplus
Harga: Rp 17.500,00 (kalau tidak salah)
Ringkasan dari Amazon:
In the hamlet of Bishop’s Lacey, the insidiously clever and unflappable eleven-year-old sleuth Flavia de Luce had asked a Gypsy woman to tell her fortune—never expecting to later stumble across the poor soul, bludgeoned almost to death in the wee hours in her own caravan. Was this an act of retribution by those convinced that the soothsayer abducted a local child years ago? Certainly Flavia understands the bliss of settling scores; revenge is a delightful pastime when one has two odious older sisters. But how could this crime be connected to the missing baby? As the red herrings pile up, Flavia must sort through clues fishy and foul to untangle dark deeds and dangerous secrets.
Finally, ada buku yang saya sukai yang didiskon (biasanya yang dibanting murahrahrah itu selalu buku yang tidak diminati >.<)
Saya sukaaa sekali seri Flavia de Luce karangan Alan Bradley. Kenapa? Karena heroine-nya, Flavia Sabina de Luce, yang tidak biasa dan setting-nya (Inggris pasca PD II - mirip buku Agatha Christie).
Flavia Sabina de Luce. Namanya keren banget, nama yang sangat anggun untuk anak umur 11 tahun dan pemiliknya juga bisa membawakan diri sesuai dengan namanya. Flavia adalah anak yang tidak biasa karena hobinya adalah melakukan eksperimen kimia. Dia juga hafal reaksi-reaksi yang diperlukan untuk mensintesis sesuatu. Buat kita itu pembawa stres, buat dia itu pelepas stres. Really, the most unusual heroine. Hal lain yang saya senangi dari dia adalah kemampuannya menyembunyikan emosi.
Saya membaca buku ini dengan urutan yang salah, buku pertama dalam seri ini (The Sweetness at the Bottom of The Pie) saya baca pertama kali dengan sepintas, lalu langsung loncat ke buku ketiga yang sedang saya review ini, dan baru buku kedua (The Weed That Strings the Hangman's Bag). Hal ini sedikit berpengaruh pada kenikmatan membaca.
Cerita ini menarik dibaca sampai akhir, tidak menggoda saya buat langsung lompat dan melihat konklusinya. Ada sedikit sentuhan gipsi, tapi hal itu hanya sepintas saja, tidak diperdalam. Saya semakin kesal pada kedua kakak Flavia, Ophelia dan Daphne, yang terus-terusan membully Flavia. Di dalam buku ini, lagi-lagi kita disuguhi kecerdikan Flavia dalam mengorek informasi.
Di buku ini juga ada lagi aspek tentang Harriet, almarhumah ibu Flavia, yang dipaparkan kepada pembaca. Sebenarnya saya sampai sekarang masih bingung. Ayah Flavia bernama Haviland de Luce. Tarquin de Luce yang sebelumnya tinggal di kediaman keluarga de Luce adalah paman Harriet. Kediaman itu juga resminya milik Harriet. Jadi ayah dan ibu Flavia masih famili? Sama-sama de Luce?
Yah, intinya ini buku yang worth it. Saya tidak menyesali waktu dan dana yang terbuang untuk membeli dan membacanya.
Rating akhir 7/10
The picture
Sumber (semuanya diakses 8 Januari 2013):
- Gambar sampul: http://www.flaviadeluce.com/wpcms/wp-content/gallery/other/a-red-herring-without-mustard.jpg
- Gambar bola kristal: http://www.xconomy.com/wordpress/wp-content/images/2008/11/crystal-ball.jpg
No comments:
Post a Comment